Wednesday, November 19, 2025

Bagaimana MENTAL mu ??


Mazmur 42:12
“Mengapa aku begitu sedih? Mengapa aku begitu gelisah? Aku berkata kepada diriku sendiri, ‘Tunggu pertolongan Allah. Engkau akan dapat kembali memuji-Nya, Allahmu, satu-satunya yang akan menyelamatkanmu.’”

Terkadang kita tidak bisa menghindari kesedihan dan kegelisahan. Hati terasa berat, pikiran kacau. Namun ayat ini mengajarkan satu hal penting: ketika perasaan tidak stabil, imanlah yang harus berbicara. Kita diajar untuk berbicara kepada diri sendiri—menguatkan diri dengan pengharapan bahwa Tuhan pasti menolong. Ada saat-saat ketika pujian terasa sulit, tetapi firman berkata: “Engkau akan kembali memuji-Nya.” Artinya, masa sukar bukanlah akhir; Tuhan masih bekerja dan akan memulihkan.


---

Mazmur 34:5–6
“Aku pergi kepada TUHAN minta tolong, dan Dia menjawab aku. Ia menyelamatkan aku dari semua yang kutakuti. Bergantunglah pada TUHAN minta tolong. Engkau akan diterima. Janganlah malu.”

Ketakutan kadang mengikat dan melemahkan langkah. Tetapi pemazmur bersaksi bahwa setiap seruannya dijawab Tuhan. Tidak ada ketakutan yang terlalu besar hingga Tuhan tidak mampu menolong. Ketika semua pintu tertutup, ketika kita merasa tidak ada yang mengerti, Tuhan tetap membuka tangan-Nya. Dia tidak menolak, tidak menghakimi, dan tidak mempermalukan. Dia menerima setiap hati yang datang kepada-Nya. Karena itu kita boleh datang apa adanya, dengan segala kegelisahan dan pergumulan.


---

Yesaya 26:3–4
“TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada TUHAN senantiasa, sebab TUHAN Allah selalu melindungi kita.”

Damai sejati bukan datang dari keadaan yang sempurna, tetapi dari hati yang tetap percaya. Tuhan menjanjikan damai yang memelihara, bukan hanya menenangkan sementara. Dia sendiri menjadi Gunung Batu, perlindungan yang tidak pernah goyah. Ketika kepercayaan kita ditempatkan pada-Nya, maka keteguhan hati mulai tumbuh—bukan karena kuat kita, tetapi karena kesetiaan-Nya yang tidak berubah.


---

In His Grace
Di dalam kasih karunia-Nya, kita belajar bahwa apa pun yang kita rasakan hari ini—sedih, takut, gelisah—semua dapat ditukar menjadi sukacita, kekuatan, dan damai ketika kita datang kepada-Nya. Dia tetap bekerja, tetap memegang kita, dan tetap menjadi satu-satunya penolong yang setia.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Memberi dan Menerima

Lebih Bahagia Memberi: Jalan Menuju Hati yang Tenang Ada sebuah kebenaran sederhana namun sangat dalam: orang yang paling bahagi...