*MILIKI BELAS KASIHAN TANPA KOMPROMI..*
_1 Kor 1:10_
_*Saudara-saudara! Atas nama Tuhan kita Yesus Kristus, saya minta spy kalian semuanya seia sekata; spy jgn ada perpecahan di antaramu. Hendaklah kalian bersatu, sehati dan sepikir.*_
_Roma 15:1_
_*Kita, yg kuat, wajib menanggung kelemahan org yang tidak kuat dan jgn kita mencari kesenangan kita sendiri.*_
_Ibrani 10:24-25_
_*Marilah kita saling memperhatikan spy kita dpt saling menolong, utk menunjukkan kasih dan melakukan yg baik.*_
_*Kita seharusnya tdk berhenti utk berkumpul, sbgmn yg tlh dilakukan oleh bbrp org, tetapi marilah kita berkumpul dan saling menguatkan. Kamu hrs terus melakukannya krn mengingat Hari itu akan segera dtg.*_
Dalam kehidupan beriman, kita sering kali dihadapkan pada dua sisi yang tampak bertentangan: belas kasih dan ketegasan dalam kebenaran. Banyak orang mudah terjebak pada sikap yang hanya memilih salah satu — ada yang penuh belas kasih tetapi mudah berkompromi, ada pula yang tegas tetapi kehilangan kasih. Namun Firman Tuhan mengajarkan bahwa keduanya harus berjalan bersama, selaras, dan seimbang.
Paulus menasihati jemaat di Korintus agar hidup sehati dan sepikir, tidak terpecah, dan bersatu dalam pengertian yang sama (1 Korintus 1:10). Belas kasih sejati justru ditunjukkan ketika kita mau menjaga kesatuan tubuh Kristus, bukan sekadar mempertahankan pendapat pribadi. Kesatuan tidak berarti meniadakan perbedaan, tapi memilih untuk tetap mengasihi di tengah perbedaan.
Kemudian, Roma 15:1 menegaskan bahwa mereka yang “kuat” harus menanggung kelemahan yang “lemah”. Ini bukan perintah untuk menghakimi, tetapi untuk mendampingi. Orang yang kuat tidak diukur dari seberapa keras ia berbicara, tetapi dari seberapa besar ia sanggup menahan diri demi membangun orang lain. Belas kasih tanpa kompromi berarti kita tetap memegang kebenaran, tetapi mengemasnya dengan kelembutan, kesabaran, dan kerelaan untuk berjalan bersama mereka yang masih berjuang.
Ibrani 10:24–25 mengingatkan kita untuk saling memperhatikan dan saling mendorong kepada kasih dan perbuatan baik. Dunia saat ini mudah membuat orang menjauh, sibuk dengan diri sendiri, dan mengabaikan komunitas rohani. Namun Firman memanggil kita untuk tetap berkumpul, saling menguatkan, dan saling mengingatkan — bukan untuk menghakimi, tetapi untuk membangun. Karena semakin hari berlalu, semakin nyata bahwa “Hari itu” makin mendekat. Kita membutuhkan satu sama lain.
Belas kasih tanpa kompromi bukanlah sikap lemah, melainkan tanda kedewasaan rohani. Ini berarti kita mengulurkan tangan, tetapi tetap memegang kebenaran; kita merangkul, tetapi tetap menunjukkan arah yang benar; kita mengasihi, tetapi tidak membiarkan sesama berjalan menuju kehancuran.
Kiranya kita menjadi pribadi yang memancarkan kasih Kristus — kasih yang lembut namun tegas, yang penuh anugerah namun tidak menggadaikan kebenaran.
Semua dilakukan In His Grace, oleh kasih karunia-Nya yang memampukan.
In His Grace
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.