Lebih Bahagia Memberi: Jalan Menuju Hati yang Tenang
Ada sebuah kebenaran sederhana namun sangat dalam: orang yang paling bahagia adalah orang yang memberi, bukan hanya menerima. Mereka yang menerima mungkin hidupnya lebih nyaman, makannya lebih enak, tetapi mereka yang memberi hidupnya lebih damai, tidurnya lebih nyenyak, dan hatinya lebih lega.
Alkitab mengajarkan hal ini dengan tegas. Dalam Kisah Para Rasul 20:35, Yesus sendiri berkata, “Lebih berbahagia orang yang memberi daripada yang menerima.” Memberi bukan sekadar tindakan mengulurkan tangan, tetapi sebuah sikap hati yang mencerminkan kasih Kristus di dalam diri kita. Saat kita memberi, kita sedang menjadi saluran berkat bagi mereka yang lemah, dan itu menyenangkan hati Tuhan.
Alkitab juga menegaskan dalam Amsal 11:17, bahwa orang yang murah hati sebenarnya sedang berbuat baik kepada dirinya sendiri. Mengapa demikian? Karena hati yang senang berbagi bukan hanya menolong orang lain, tetapi juga menyembuhkan luka batin, meruntuhkan ego, dan menumbuhkan sukacita yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Dan ketika hati kita dipenuhi kemurahan, damai Tuhan mengalir dalam hidup kita. Seperti janji dalam Amsal 3:24-26:
“Bila engkau berbaring, engkau tidak ketakutan. Bila engkau beristirahat, tidurmu nyenyak.”
Itu sebabnya orang yang memberi tidur lebih nyenyak: karena hatinya bersih, pikirannya ringan, dan jiwanya tenang.
Memberi adalah cara Tuhan membentuk karakter kita. Bukan tentang seberapa besar yang kita keluarkan, tetapi seberapa tulus hati kita saat melakukannya. Ketika kita memberi dengan kasih, Tuhan yang menanamkan sukacita itu akan memenuhi hidup kita dengan damai sejahtera yang melampaui segala akal.
Dalam kasih-Nya, kita diajak untuk terus menjadi berkat — karena di situlah letak kebahagiaan sejati.
In His Grace 🙏✨
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.